Bireuen – Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi kembali hadir di tengah masyarakat. Setelah sebelumnya tim melaksanakan kegiatan di Gampong Raya Dagang, kali ini giliran Desa Blang Mee yang menjadi lokasi implementasi pendidikan darurat tanggap bencana.
Tim yang diketuai oleh Dr. Silvi Listia Dewi, M.Pd., bersama anggota Dr. Sari Rizki, M.Psi., Rahma, M.Pd., Dr. Nadia Aldyza, S.Pd., M.Pd., Misnar, MA., serta tujuh mahasiswa, hadir dengan semangat yang sama, memastikan pendidikan tetap berjalan meski masyarakat menghadapi situasi darurat. Kehadiran mereka disambut hangat oleh warga, terutama Geuchik Desa Blang Mee, Ferizal, yang menyampaikan rasa terima kasih atas kepedulian kampus terhadap masyarakat.
Dalam kegiatan ini, masyarakat mendapatkan pendampingan mengenai strategi menghadapi kondisi darurat bencana, terutama dalam konteks pendidikan anak-anak. Tim menekankan pentingnya kesiapan masyarakat desa dalam menjaga keberlangsungan proses belajar mengajar meskipun berada dalam situasi krisis.
Selain memberikan pendampingan, tim juga menyerahkan sejumlah peralatan untuk mendukung proses belajar anak-anak di desa berupa meja belajar anak, sepatu boots anak, dan tikar sebagai alas belajar yang diserahkan langsung kepada masyarakat. Peralatan ini diharapkan dapat membantu anak-anak tetap nyaman belajar meskipun dalam kondisi darurat, sekaligus menjadi simbol kepedulian kampus terhadap kebutuhan nyata warga. Penyerahan peralatan tersebut mendapat apresiasi dari Geuchik Ferizal, yang menilai bahwa dukungan semacam ini sangat bermanfaat bagi keberlangsungan pendidikan di desanya.
Dalam sambutannya, Geuchik Ferizal menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kehadiran tim PkM. Menurutnya, program ini sangat relevan dengan kondisi masyarakat yang sering menghadapi tantangan alam. “Kami merasa terbantu dengan adanya pendampingan ini, dan kami bersyukur ada pihak kampus yang peduli,” ungkapnya. Ucapan tersebut mencerminkan harapan besar masyarakat agar kegiatan seperti ini terus berlanjut, tidak hanya sekali datang lalu berhenti, melainkan menjadi bagian dari kerja sama jangka panjang antara kampus dan desa.
Kehadiran tim PkM dari FKIP Universitas Almuslim sebagai pelaksana program Pendidikan Darurat yang didanai Kemdiktisaintek menunjukkan bahwa kampus tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan formal, tetapi juga sebagai mitra masyarakat dalam menghadapi tantangan nyata. Program PkM ini menjadi bukti bahwa ilmu pengetahuan dapat diterapkan langsung untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
Dr. Silvi Listia Dewi dalam keterangannya menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen kampus untuk terus hadir di tengah masyarakat. “Kami ingin memastikan bahwa pendidikan tetap berjalan, meskipun dalam kondisi darurat. Kampus harus menjadi bagian dari solusi, bukan hanya menonton dari jauh,” ujarnya.
Pernyataan tersebut memperkuat pesan bahwa perguruan tinggi memiliki tanggung jawab sosial yang nyata, bukan sekadar menghasilkan lulusan, tetapi juga memberi kontribusi langsung bagi masyarakat. Dengan terlaksananya kegiatan di dua desa berturut-turut, FKIP Universitas Almuslim berharap dapat memperluas jangkauan program ke desa-desa lain di Kabupaten Bireuen.
