
Semangat membawa nama daerah ke kancah internasional terus dikobarkan oleh mahasiswa Universitas Almuslim. Fakrurrozi, mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Almuslim, saat ini sedang mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Jepang. Dalam sebuah kegiatan kebudayaan yang berlangsung di Perpustakaan Shirotori, Prefektur Aichi, Fakrurrozi tampil memukau dengan memperkenalkan berbagai sisi menarik dari tanah kelahirannya, Aceh, kepada masyarakat Jepang.
Dalam laporannya, Fakrurrozi mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari undangan resmi yang diberikan oleh Kage Sensei, Kepala Jurusan Budaya Internasional di Nagoya Gakuin University. Kegiatan tersebut berlangsung pada hari Sabtu, 5 Juli 2025, dan dihadiri oleh masyarakat lokal di sekitar wilayah Shirotori. Dengan antusias, Fakrurrozi dan rekan-rekannya memperkenalkan sejarah panjang Aceh, kekayaan wisata, kekhasan kuliner, hingga tarian tradisional yang menjadi kebanggaan masyarakat Aceh.
“Assalamualaikum bapak dan ibu dosen, sedikit laporan dari kami yang sedang mengikuti program pertukaran di Jepang. Ini salah satu kegiatan kami dalam memperkenalkan Aceh di Jepang. Kami membahas sedikit sejarah Aceh, makanan tradisional, daerah wisata, dan tarian Saman di Perpustakaan Shirotori,” ujar Fakrurrozi melalui pesan laporannya.
Mahasiswa yang berangkat pada tanggal 25 Maret 2025 dan tiba di Jepang sehari kemudian, tidak hanya menjalani proses akademik, tetapi juga aktif dalam kegiatan lintas budaya yang memperkuat diplomasi budaya antara Indonesia dan Jepang, khususnya dalam konteks mengenalkan kekayaan budaya lokal dari Provinsi Aceh.
Kegiatan yang berlangsung hangat dan penuh apresiasi tersebut dimulai dengan pemaparan sejarah Aceh sebagai salah satu wilayah yang memiliki pengaruh besar dalam perjalanan sejarah Indonesia. Fakrurrozi menyampaikan bagaimana Aceh dikenal sebagai Serambi Mekkah dan memiliki kontribusi penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selanjutnya, ia memperkenalkan berbagai destinasi wisata populer seperti Masjid Raya Baiturrahman, Pantai Lampuuk, Pulau Rubiah, hingga situs-situs sejarah di Aceh Besar dan Sabang.
Tak hanya itu, bagian yang paling menarik perhatian peserta kegiatan adalah sesi pengenalan kuliner khas Aceh, seperti mie Aceh, kuah pliek u, dan kopi Gayo yang terkenal hingga mancanegara. Fakrurrozi menyampaikan bahwa makanan tradisional Aceh bukan hanya lezat, tetapi juga mencerminkan perpaduan budaya dan sejarah panjang interaksi antarbangsa.
Sebagai puncak acara, Fakrurrozi membawakan Tarian Saman, sebuah tarian tradisional Aceh yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia. Meski dibawakan secara sederhana, penampilan tersebut disambut dengan tepuk tangan meriah dari para hadirin. Melalui Tarian Saman, pesan tentang kekompakan, ketekunan, dan semangat gotong royong dalam budaya Aceh berhasil disampaikan dengan sangat apik.
Ketua Prodi PGSD FKIP Universitas Almuslim, Fatma Zuhra, M.Pd, mengaku sangat bangga dengan dedikasi dan peran aktif mahasiswa bimbingannya dalam memperkenalkan budaya Aceh di level internasional. Ia menilai bahwa kegiatan seperti ini sangat mendukung visi Program Studi PGSD dalam membentuk calon guru yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki wawasan global dan kecintaan pada budaya lokal.
Hal senada juga disampaikan oleh Dekan FKIP Universitas Almuslim, Dr. Sari Rizki, M.Psi, yang menyampaikan apresiasi tinggi atas kontribusi Fakrurrozi.
“Ini bukan hanya bentuk implementasi dari program pertukaran mahasiswa, tetapi juga bukti bahwa mahasiswa kita mampu menjadi duta budaya yang membanggakan. Kami berharap pengalaman ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus belajar, berani tampil, dan mencintai budaya sendiri,” ujar Dr. Sari Rizki.
Keikutsertaan Fakrurrozi dalam program pertukaran mahasiswa merdeka di Jepang merupakan bagian dari komitmen Universitas Almuslim dalam mendukung program Kampus Merdeka yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia. Program ini memberi peluang luas bagi mahasiswa untuk belajar di luar kampus dan mengeksplorasi berbagai pengalaman lintas budaya sebagai bekal menghadapi tantangan global di masa depan.
Dengan semangat dan kecintaan terhadap tanah kelahirannya, Fakrurrozi telah menunjukkan bahwa mahasiswa daerah pun bisa berbicara di panggung dunia membawa harum nama Aceh, Indonesia, dan Universitas Almuslim di mata dunia.