Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Umuslim Gelar Lokakarya KKL III, Dari Teori Menuju Aksi Nyata di Pulau Sabang

Bireuen – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Almuslim (Umuslim) menggelar Lokakarya Kuliah Kerja Lapangan (KKL) III dengan tema “Dari Teori Menjadi Aksi Nyata di Lapangan”, Jumat (23/5/2025) di Kampus Timur Umuslim. Kegiatan ini menjadi ajang puncak dari pelaksanaan KKL yang sebelumnya dilakukan di Pulau Sabang pada 6 hingga 9 Mei 2025.

Lokakarya ini dihadiri oleh dosen, tim lapangan, serta mahasiswa dari berbagai tingkatan dalam Program Studi Pendidikan Geografi. Ketua Panitia, Wahyu, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bentuk pertanggungjawaban akademik sekaligus refleksi bersama terhadap pelaksanaan KKL di lapangan. “Kami berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang presentasi laporan, tetapi juga menjadi sarana evaluasi dan pembelajaran bersama,” ujarnya.

Turut hadir dan memberikan sambutan, Ketua Prodi Pendidikan Geografi, Dr. Hariki Fitrah, M.Pd., yang mengapresiasi semangat dan kerja keras mahasiswa serta tim pengampu dalam menyukseskan KKL. Ia menekankan pentingnya KKL sebagai media implementasi ilmu geografi. “KKL merupakan jembatan antara teori yang diajarkan di kelas dengan fenomena nyata di lapangan. Ini penting untuk membentuk mahasiswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh secara praktis,” ujar Hariki.

Dalam kegiatan lapangan yang berlangsung selama empat hari di Pulau Sabang, mahasiswa semester VI didampingi oleh dosen pengampu mata kuliah, Muslihin, M.Pd., serta tim lapangan yang dikoordinasi oleh Suryadi, S.Pd. Para mahasiswa mengunjungi dan melakukan praktik lapangan di beberapa lokasi strategis dan menarik dari sisi geografi, seperti Pantai Sumur Tiga yang dikenal dengan garis pantainya yang unik, Gunung Api Jaboi yang menjadi salah satu geosite penting di Aceh, hingga kawasan Paya Seunara yang memiliki karakteristik ekosistem rawa dan pemukiman.

Wahyudi, M.Pd., dosen Pendidikan Geografi yang juga terlibat dalam kegiatan ini, menyampaikan bahwa mahasiswa melakukan berbagai pengamatan langsung terhadap kondisi fisik dan sosial wilayah, melakukan pencatatan data, analisis spasial, serta diskusi kelompok di lapangan. “Kegiatan ini bukan sekadar kunjungan, tetapi lebih kepada pembelajaran berbasis pengalaman yang mendalam,” jelasnya.

Salah satu mahasiswa peserta KKL, Dina, mengaku mendapat banyak pengalaman dan pengetahuan baru selama berada di lapangan. “Saya bisa melihat langsung bagaimana teori-teori seperti geomorfologi, klimatologi, dan geografi manusia itu nyata dan saling berkaitan. Ini memberi kami pemahaman yang lebih kontekstual,” ungkapnya.

Setelah kegiatan lapangan berakhir, seluruh mahasiswa diwajibkan untuk menyusun laporan hasil observasi yang kemudian dipresentasikan dalam bentuk lokakarya. Presentasi dilakukan dalam kelompok, masing-masing membahas lokasi dan tema yang berbeda, mulai dari dinamika pesisir, aktivitas vulkanik, hingga pengelolaan sumber daya alam oleh masyarakat setempat.

Muslihin, M.Pd., sebagai dosen pengampu mata kuliah KKL, menambahkan bahwa kegiatan seperti ini adalah bentuk implementasi kurikulum merdeka belajar yang menekankan pentingnya pengalaman nyata dalam proses pembelajaran. “Kami ingin mahasiswa tidak hanya membaca peta, tetapi juga berjalan di atasnya. Tidak hanya membaca data, tetapi juga merasakannya secara langsung,” ujarnya dengan semangat.

Kegiatan Lokakarya KKL ini diakhiri dengan diskusi terbuka antar dosen dan mahasiswa mengenai hasil temuan, tantangan di lapangan, serta rekomendasi untuk pelaksanaan KKL di masa yang akan datang. Harapan besar disampaikan agar kegiatan KKL terus menjadi program unggulan yang mampu mendorong mahasiswa lebih aktif, kritis, dan siap terjun ke dunia kerja maupun riset.

“Semoga melalui KKL ini, mahasiswa kita tidak hanya membawa pulang laporan, tetapi juga wawasan, keterampilan, dan semangat untuk terus belajar dan berkontribusi dalam pengembangan ilmu geografi di masa depan,” tutup Dr. Hariki Fitrah.